Senator Vermont Bernie Sanders mengeluarkan pernyataan pedas tentang apa yang dia sebut sebagai kampanye “bencana” Partai Demokrat setelah Wakil Presiden Kamala Harris kalah dalam pemilihan presiden kepada mantan Presiden Donald Trump.
Kalangan independen, yang melakukan kaukus dengan Partai Demokrat, mengatakan bahwa “seharusnya tidak mengherankan jika Partai Demokrat yang telah mengabaikan kelas pekerja akan mendapati bahwa kelas pekerja telah meninggalkan mereka.”
“Pertama, kelas pekerja kulit putih, dan sekarang kelas pekerja Latin dan kulit hitam juga,” lanjut Sanders dalam pernyataannya. “Sementara kepemimpinan Partai Demokrat membela status quo, rakyat Amerika marah dan menginginkan perubahan. Dan mereka benar.”
Tokoh progresif yang sudah lama mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2016 dan 2020, merefleksikan bagaimana masyarakat Amerika terus mengalami ketidakstabilan ekonomi, mulai dari kesenjangan pendapatan dan kekayaan hingga kurangnya jaminan cuti keluarga dan kesehatan yang dibayar.
Sanders juga mengkritik berlanjutnya pembelanjaan bantuan militer kepada Israel.
“Saat ini, meski mendapat tentangan keras dari mayoritas warga Amerika, kita terus menghabiskan miliaran dolar untuk mendanai perang habis-habisan pemerintahan Netanyahu yang ekstremis melawan rakyat Palestina yang telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang mengerikan berupa malnutrisi massal dan kelaparan ribuan anak-anak,” kata Sanders. dikatakan.
Sanders, yang memenangkan pemilihan kembali pada Selasa untuk masa jabatan enam tahun keempat di Senat AS, meragukan kemampuan partai tersebut untuk mengambil pelajaran dari hal ini.
“Akankah kelompok besar dan konsultan bergaji tinggi yang mengendalikan Partai Demokrat mendapat pelajaran nyata dari kampanye yang membawa bencana ini? Akankah mereka memahami penderitaan dan keterasingan politik yang dialami puluhan juta warga Amerika? kita bisa menghadapi Oligarki yang semakin kuat yang memiliki begitu banyak kekuatan ekonomi dan politik? Mungkin tidak,” kata Sanders.
Sanders mengatakan “diskusi politik yang sangat serius” kini layak dilakukan mengenai jalan ke depan bagi “kita yang peduli terhadap demokrasi akar rumput dan keadilan ekonomi,” sebelum mengakhiri pernyataannya dengan, “Tetap ikuti perkembangannya.”
Harris mengakui kekalahan dalam pemilu dalam pidatonya pada hari Rabu di almamaternya, Howard University, di Washington, DC
“Meskipun saya mengakui pemilu ini, saya tidak mengakui perjuangan yang memicu kampanye ini,” katanya. “Perjuangan untuk kebebasan, untuk kesempatan, untuk keadilan dan martabat semua orang – perjuangan untuk cita-cita di jantung bangsa kita – cita-cita yang mencerminkan Amerika dalam kondisi terbaiknya.”
Pidato konsesi Harris muncul setelah Trump diproyeksikan menang negara bagian Georgia, Michigan, North Carolina, Pennsylvania dan Wisconsin.