New Delhi:
Delhi terus berjuang melawan krisis polusi yang semakin parah, dengan kualitas udara yang masuk ke dalam kategori 'parah' selama empat hari berturut-turut. Kabut asap tebal menyelimuti kota tersebut, dengan Indeks Kualitas Udara (AQI) tercatat 406 pagi ini, menurut Badan Pengendalian Pencemaran Pusat (CPCB). Kabut asap dan polusi menyebabkan masalah kesehatan yang parah, termasuk gangguan pernapasan, iritasi mata, dan peningkatan risiko komplikasi kardiovaskular.
Rekaman drone pada Sabtu pagi di lokasi-lokasi penting seperti AIIMS dan Pragati Maidan menunjukkan lapisan kabut asap masih tertinggal di udara. Di Pragati Maidan, AQI berada pada angka 357, suatu tingkat yang diklasifikasikan sebagai 'sangat buruk'. Titik panas lainnya, termasuk Kalindi Kunj dan India Gate, melaporkan tingkat AQI 414 ke atas, sehingga menempatkannya dalam kategori 'parah'.
Bahkan gedung-gedung tinggi di daerah seperti Kalindi Kunj tampak diselimuti kabut abu-abu, sementara sebagian sungai Yamuna dekat Bendungan Okhla tertutup busa beracun.
#JAM TANGAN | Delhi terus diselimuti kabut asap di pagi hari karena Indeks Kualitas Udara (AQI) terus berada dalam kategori 'Parah' di beberapa wilayah menurut Badan Pengendalian Pencemaran Pusat (CPCB)
(Visual drone dari Signature Bridge diambil pada pukul 08:45) pic.twitter.com/q6uMZdQHhU
— ANI (@ANI) 16 November 2024
Ketika kabut asap beracun menyelimuti ibu kota India, pemerintah Delhi telah menerapkan langkah-langkah ketat untuk mengekang polusi berdasarkan Tahap III Rencana Aksi Respons Bertingkat (GRAP).
Pemerintah telah melarang pengoperasian kendaraan roda empat berbahan bakar bensin BS-III dan diesel BS-IV di seluruh ibu kota negara. Pelanggar akan menghadapi hukuman berdasarkan Pasal 194(1) Undang-Undang Kendaraan Bermotor tahun 1988, yang berarti denda sebesar Rs 20.000.
Pembatasan tambahan terkait kendaraan termasuk larangan Kendaraan Barang Menengah (MGV) yang dioperasikan dengan diesel dengan standar BS-III atau lebih rendah di Delhi, kecuali untuk mengangkut barang atau jasa penting.
Pembatasan telah diterapkan untuk Kendaraan Komersial Ringan (LCV) diesel yang terdaftar di luar Delhi, dengan pengecualian untuk layanan penting. Larangan telah diberlakukan pada bus antar negara bagian, kecuali bus yang menggunakan mesin listrik, CNG, atau diesel BS-VI, kecuali beroperasi berdasarkan Izin Turis Seluruh India.
Rencana Aksi Respon Bertingkat (GRAP-III)
GRAP-III, yang disahkan oleh Komisi Manajemen Kualitas Udara (CAQM), menerapkan serangkaian intervensi untuk memerangi polusi parah. Ini termasuk:
Peningkatan penyapuan jalan dan penyiraman air, terutama pada koridor lalu lintas padat dan titik-titik polusi.
Larangan total terhadap pembongkaran, penggalian tanah, dan pengangkutan limbah konstruksi.
Peningkatan layanan transportasi umum, termasuk penempatan 106 bus antar-jemput tambahan dan peningkatan perjalanan kereta metro.
Pengaturan Waktu Kantor yang Terhuyung-huyung
Ketua Menteri Delhi Atishi kemarin mengumumkan pengaturan waktu yang berbeda-beda bagi kantor-kantor pemerintah di kota itu untuk mengurangi kemacetan lalu lintas mengingat tingkat polusi. Berdasarkan jadwal, kantor pemerintah pusat akan beroperasi mulai pukul 09.00 hingga 17.30, kantor pemerintah Delhi mulai pukul 10.00 hingga 18.30, dan kantor Perusahaan Kota Delhi (MCD) mulai pukul 08.30 hingga 17.00.
LG VK Saxena di Delhi mengeluarkan nota yang menyetujui jadwal kantor pemerintah yang diubah hingga Februari 2025, menyatakan ketidakpuasan bahwa tindakan yang seharusnya dilakukan sebagai langkah pencegahan dilaksanakan dengan penundaan beberapa hari.
Sekolah untuk anak-anak hingga Kelas 5 akan beralih ke pembelajaran online setelah akhir pekan. Kegiatan konstruksi dan pembongkaran swasta dihentikan, sementara proyek-proyek pemerintah yang dianggap penting akan terus dilanjutkan. Tim departemen transportasi, dengan 280 personel, telah dikerahkan untuk menegakkan tindakan ini.