Rumah-rumah dibakar oleh tersangka pemberontak Kuki di Koutruk, Manipur
Imphal:
Untuk kedua kalinya, Thangjam Basant, 34, harus meninggalkan desanya, Koutruk, di distrik Imphal Barat Manipur yang berbatasan dengan distrik Kangpokpi yang didominasi suku Kuki.
“Saya sedang merawat adik laki-laki saya yang terluka akibat pecahan bom. Ketika saya kembali ke rumah, semuanya sudah terbakar,” kata Tn. Basant, yang berasal dari komunitas Meitei yang dominan di lembah, kepada NDTV, dan menangis.
Dalam kekerasan baru yang terjadi kemarin di perbatasan antar distrik, dua orang tewas dan 10 orang termasuk seorang anak di bawah umur, polisi dan seorang wartawan terluka akibat penembakan dan serangan bom oleh pesawat tanpa awak yang diluncurkan oleh “tersangka pemberontak Kuki”. Serangan terhadap Koutruk terjadi setelah keadaan relatif tenang selama beberapa bulan.
Ketika NDTV mendatangi Koutruk pada hari Senin, terlihat jelas bahwa banyak orang yang melarikan diri dari rumah mereka ketika bentrokan etnis meletus pada bulan Mei 2023 dan baru saja kembali, terpaksa melarikan diri lagi untuk menyelamatkan diri. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keamanan desa-desa di kaki bukit.
Salah satu korban tewas pada hari Minggu adalah seorang wanita yang sedang mengunjungi rumah ibunya. Putrinya yang berusia 12 tahun terkena tembakan di tangan.
“Saya pergi ke rumah saya pagi ini dan menemukan tikar yang mereka gunakan. Ada bercak darah dan bercak rambutnya. Kakak ipar saya baru saja mengunjungi kami setelah sekian lama,” kata Thokchom Anu, kakak ipar Ngangbam Surbala, 31 tahun, yang ditembak di kepala oleh tersangka pemberontak Kuki, kepada NDTV pada hari Senin.
Sumber intelijen utama mengatakan kepada NDTV pada hari Minggu bahwa penembak jitu dan pesawat tak berawak digunakan dalam serangan kemarin.
Bashant, Anu, dan banyak orang lainnya yang mengungsi dari Koutruk berlindung di sebuah sekolah dasar yang berjarak beberapa kilometer. Sekitar 150 orang dari desa tersebut berada di sekolah tersebut. Mereka juga telah meninggalkan rumah mereka pada bulan Mei 2023, dan kemudian kembali ketika situasi tampaknya telah membaik. Mereka baru saja menetap ketika mereka terpaksa mengungsi lagi.
Pada Senin pagi, pasukan keamanan menyerbu Koutruk. Banyak rumah dan kendaraan masih membara setelah dibakar pada malam sebelumnya, diduga oleh pemberontak Kuki. Daerah itu tampak seperti terkena serangan udara.
Warga desa mempertanyakan peran pasukan pusat yang menjaga daerah di kaki bukit seperti Koutruk, yang berada tepat di seberang bukit tempat suku Kuki menetap.
“Tiba-tiba pesawat nirawak datang dan menjatuhkan bom. Ini hal baru bagi kami. Kami tidak siap menghadapinya. Ketika penembakan dimulai, CRPF datang dengan kendaraan mereka, sementara Assam Rifles berada di perbukitan. Mereka seharusnya mengendalikan situasi ini,” kata penduduk Koutruk, Romen Laishanghthem kepada NDTV.
Daerah itu juga bergejolak pada hari Senin. Suara tembakan dan ledakan sesekali terdengar dari kejauhan.
Pada hari Sabtu, suku Kuki mengadakan unjuk rasa untuk mendesak tuntutan mereka akan pemerintahan terpisah. Suku-suku tersebut menuduh kelompok bersenjata Meitei telah melakukan serangan terhadap mereka.
“Kekerasan di Manipur akan terus meningkat hingga tidak ada solusi politik permanen atau Biren Singh tetap menjadi Kepala Menteri,” kata Janghaolun, juru bicara Kuki Inpi di Manipur.
Pasukan keamanan juga melakukan operasi penyisiran gabungan di distrik Kangpokpi dan Imphal Barat.
Anggota parlemen dari partai BJP, RK Imo Singh, dalam suratnya kepada Menteri Dalam Negeri Amit Shah mempertanyakan peran pasukan pusat jika mereka tidak mampu membawa perdamaian. Ia meminta Kementerian Dalam Negeri untuk menarik pasukan pusat dari negara bagian tersebut jika kehadiran mereka gagal menghentikan kekerasan.
Dalam suratnya kepada Menteri Dalam Negeri Amit Shah, Tn. Singh mengatakan jika pasukan pusat gagal memberikan hasil, personel keamanan negara harus diizinkan untuk mengambil alih upaya memulihkan perdamaian di negara bagian yang dilanda kekerasan etnis tersebut.
