Penelitian Jimnez telah mengesampingkan itu kasus misteri dan teror, untuk politik. Khususnya krisis migrasi yang sedang dialami saat ini. Begini cara dia menjelaskannya di Twitter: “Saya membaca bahwa Meloni telah mengurangi imigrasi ilegal di Italia sebesar 60% dalam satu tahun. Di Spanyol mereka mengatakan angka tersebut meningkat sebesar 82%. Dan tindakan apa yang telah mereka ambil?”.
Dan kemudian lanjutkan: “Saya telah membaca pernyataan dan laporan menteri dalam negeri Italia. Bagi yang menanyakan sumbernya? “Saya akan memberi tahu mereka bahwa selain sangat ingin tahu – dan itu sangat bagus – mereka tidak akan terlalu malas.”segel.
“Oleh karena itu, karena saya tidak mempercayai politisi mana pun, menurut saya akan sangat menarik untuk mengetahui tindakan spesifik apa yang telah mereka ambil. Mari kita lihat petunjuk apa yang mereka berikan. Karena saya tidak tahu tindakan spesifiknya. Bagaimana dengan Anda? ?”, katanya. Dan Italia, di bawah pemerintahan Meloni, telah berhasil mengurangi imigrasi ilegal sebesar 66%.
Tindakan apa yang diambil Meloni di Italia?
Pembatasan terhadap LSM penyelamat maritim:
-
Kewajiban LSM untuk membawa migran yang diselamatkan ke pelabuhan terdekat.
-
Denda dan sanksi bagi LSM yang tidak mematuhi peraturan baru, dengan denda hingga 50.000 euro.
Perjanjian bilateral dengan negara-negara Afrika:
-
Kolaborasi dengan negara-negara seperti Tunisia, Libya dan Mesir untuk mengendalikan arus migrasi.
-
Perjanjian bantuan ekonomi ke Tunisia (255 juta euro) dengan imbalan penghentian arus migrasi.
Mattei Plan (investasi di negara-negara penerbit migran):
-
Investasi awal sebesar 5,5 miliar euro di negara-negara Afrika untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan, pertanian, air dan energi.
-
Tujuan menghentikan migrasi tidak teratur melalui pembangunan ekonomi di negara-negara tersebut.
Keadaan darurat imigrasi:
-
Deklarasi keadaan darurat pada bulan April 2023 untuk mengatasi arus migrasi. Berlaku selama enam bulan, memungkinkan respons cepat dan tindakan luar biasa.
Pemulangan yang dipercepat:
-
Perjanjian dengan negara asal untuk memfasilitasi repatriasi migran yang tidak memenuhi persyaratan suaka.
Memperketat hukuman terhadap perdagangan manusia:
-
Peningkatan hukuman penjara bagi penyelundup migran.
Penguatan patroli dan pengawasan perbatasan:
-
Peningkatan patroli di Mediterania dan kerja sama dengan negara lain untuk mencegat kapal migran sebelum mencapai Italia.
Pengurangan tunjangan bagi pencari suaka:
-
Keterbatasan layanan bantuan sosial dan akomodasi yang disediakan Negara bagi pencari suaka.
Hubungan strategis dengan Uni Eropa:
-
Kolaborasi dengan para pemimpin UE, seperti Ursula von der Leyen, untuk memperkuat bantuan kepada negara pengirim migran dan bersama-sama mengelola arus migrasi.